Dekrit.com – Indonesia adalah negara besar, maka tidak mengherankan jika banyak orang Jawa yang hidup di Sumatera Utara (Sumut). Dengan begitu tidak mengherankan pula orang Sumut yang hidup di Jawa. Negara Indonesia memiliki beragam suku dan budaya, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Sebagai bangsa yang besar jangan mau dipecah belah oleh berita-berita hoax yang belum tentu kebenarannya.
Demikian disampaikan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi saat silahturahmi dengan Paguyuban warga Jawa Sumatera di GOR Lubuk Pakam Deli Serdang, Minggu 7 Oktober 2010.
Jokowi berharap semua pihak harus bisa menghargai perbedaan dan jangan terpecah belah karena perpedaan pendapat dalam berdemokrasi dan hendaknya bersatu untuk NKRI agar dapat bersaing dengan negara lain. “Jangan sampai karena beda Bupati, Gubernur, Presiden, Walikota yang tiap 5 tahun digelar pemilihannya, jangan sampai kita terpecah terbelah gara-gara pilihan. Kita harus tetap satu sebagai bangsa Indonesia,” pintanya.
Pertemuan itu dihadiri Gubsu Edy Ramayadi, Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Soekirman, FKPD Provinsi Sumut dan ribuan warga Jawa Sumatera.
Usai silahturahmi paguyuban, Soekirman menjelaskan bahwa pemerintah daerah mendapatkan pedoman dalam menjaga persatuan dan kesatuan. “Kita tidak perlu terpecah belah karena adanya pemilihan, baik itu pemilihan Bupati, Gubernur, Legislatif maupun pemilihan Presiden,” katanya.
Yang terpenting, lanjut Soekirman adalah rakyat harus cerdas dan tidak terpancing provokasi, karena sekarang banyak juga orang yang menyebarkan berita tidak benar, fitnah dan lainnya yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa
Pada kesempatan itu juga Soekirman mengatakan bahwa hari ini dirinya menghadiri dua acara yaitu paguyuban dengan orang Jawa dan berikutnya dengan dai-dai dan para alim ulama. “Semua itu menunjukan bahwa Sumut cukup kondusif dan mudah-mudahan ke semua itu menjadi modal dasar dalam membangun Sumut ke depan,” imbuhnya. (dkt|Yuka)
Discussion about this post